Bismillah..
Sejak kapan sih kita mengenalkan buku pada anak?
Sejak bayi ternyataaa buibu..hihi.. Mungkin ada yang pernah mengalami
dikomentarin, "Aiiihh..bisa baca juga belom, udah disuruh pegang2
buku.." Senyumin aja ya buibuuu.. 😄
Tapi, barangkali ada juga yang merasa seperti ini, "Aku udah kasih
anakku buku, bagus2, warnawarni, kertasnya tebel. Tapi kok dia cuek aja
ya..bukunya dipegang trus dilepas gitu aja. Kayaknya anakku emang nggak
suka buku deh.." Peluuukk mommy.. 😘
Dalam buku Membuat Anak Gila Membaca yang ditulis oleh Mohammad Fauzil
Adhim, disampaikan banyaaakk informasi dan ilmu untuk para orang tua
dalam membersamai buah hatinya supaya tumbuh minat yang kuat pada anak2
untuk membaca. Salah satunya ini nih, yang kadang suka terlewat oleh
kita, 'membuka buku bersama anak'. Di buku ini memang ditulis fase ini
dimulai sejak anak masih bayi piyik2, tapi in syaa Allah nggak ada kata
terlambat kalau kita mau mencoba pada anak kita yang sudah balita.
"Saat anak berusia tiga atau empat bulan, kita bisa mulai mengajak anak
'membaca buku bersama'. Caranya, dudukkanlah anak di pangkuan Anda.
Letakkanlah ia dengan cara yang membuatnya merasa nyaman. Apabila perlu,
Anda bermain-main dulu untuk membuatnya benar2 siap Anda bacakan buku.
Sebelum membacakan buku, sebaiknya sampaikan terlebih dahulu kepada
bayi Anda kegiatan yang akan Anda lakukan. Ajaklah berdialog sehingga ia
merasa kita mengajaknya berbicara. Bukan sekadar kita berbicara
kepadanya.
Keluhan sebagian besar orangtua bahwa bayinya tidak
bisa dibacakan buku kerap kali terjadi karena caranya memperlakukan bayi
salah. Mereka tidak mengondisikan bayi. Bayi tidak dilibatkan dalam
"proses pengambilan keputusan", tahu2 sudah didudukkan di pangkuan dan
dibacakan buku. Akibatnya, bayi merasa tidak nyaman. Terlebih, ketika
dibacakan buku, bayi sangat lasak, gelisah, dan meronta-ronta.
Ada bedanya berbicara kepada bayi, berbicara dengan bayi, dan berbicara
bersama bayi. Berbicara kepada bayi merujuk pada kebiasaan kita
berbicara tanpa meminta respons bayi. Kita menghujani anak dengan
pesan2, tapi acapkali tidak memedulikan tanggapan yang diberikan anak
berupa gerak tangan dan kaki, ekspresi wajah yang berubah-ubah, naik
turunnya suara, serta isyarat bunyi yang dikeluarkan melalui mulut
mungilnya.
Berbicara dengan bayi berarti kita melibatkannya
secara aktif. Kita memperlakukan bayi seolah2 sahabat yang lama tak
bertemu sehingga kita saling bercerita. Kita mendengar, memperhatikan,
dan menanggapi "cerita" anak. Cara ini cenderung membuat bayi lebih
tertarik sehingga lebih bersahabat dengan kita. Sedangkan, berbicara
bersama bayi akan membuatnya merasa terabaikan. Bayi merasa tidak nyaman
karena kehadirannya dianggap tidak ada. Dia bersama kita, tetapi kita
asyik berbicara dengan orang lain tanpa melibatkan dia.
Alhasil,
kita perlu berkomunikasi dengan anak sebelum dan selama membacakannya
buku di pangkuan kita. Ajaklah anak, sampaikan kegiatan yang ingin Anda
lakukan bersamanya, dan libatkan dia, 'Owi mau duduk di pangkuan ibu?
... Iya, Nak? O..., he emm. Owi mau baca buku, ya? Iya, ini ada buku
yang bagus. Judulnya apa ya?'
Ceritakan maksud Anda kepada bayi
sambil memperhatikan setiap reaksi yang muncul, baik berupa gerak tangan
dan kaki, ekspresi wajah, isyarat gerakan lidah (pada bayi, menjulurkan
lidah menunjukkan ketertarikan), serta bunyi bayi (baby coos).
Hargailah setiap reaksi bayi karena sesungguhnya bayi menanggapi apa
yang kita lakukan secara aktif. Hanya saja ia belum bisa
mengomunikasikan dengan cara yang sama seperti kita. Sikap yang hangat
dan peduli terhadap reaksi bayi saat kita hendak membacakan buku, akan
membuatnya benar2 merasa senang dan terlibat? Sebaliknya, komunikasi
satu arah cenderung membuat bayi lebih sulit bekerja sama dengan kita,
terutama apabila cara mengomunikasikannya kasar dan terburu2. Misalnya,
'Owi, duduk sini! Lihat ini, lihat ini. Ibu bacain buku.'"
😊
Demikian bu, sekelumit tips mengenalkan minat membaca pada anak. Kenapa
buuu mesti repot2 begitu..?? Yuuukk ah simak hulu ke hilir nya di buku
ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar